Dalam dunia akademik, pengecekan plagiasi merupakan tahapan krusial sebelum sebuah karya ilmiah dinyatakan layak untuk dipublikasikan atau lulus uji. Proses ini memastikan bahwa naskah yang dihasilkan benar-benar orisinal dan mematuhi standar etika penulisan ilmiah.
Di antara berbagai perangkat lunak pengecekan plagiasi yang tersedia, Turnitin dan Drillbit menjadi dua platform yang paling umum digunakan di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia. Keduanya memiliki fungsi utama yang sama, yaitu mendeteksi tingkat kemiripan (similarity) pada sebuah naskah. Namun, perbedaan dalam basis data, algoritma, dan sistem pembaruan membuat hasil pengecekan dari kedua software ini bisa bervariasi.
Meskipun ada pula berbagai tools lain untuk memeriksa plagiasi, baik yang bersifat gratis maupun berbayar. Realitanya, mayoritas kampus di Indonesia memilih menggunakan Turnitin atau Drillbit sebagai standar resmi pemeriksaan orisinalitas karya ilmiah mahasiswa.
Perbedaan Turnitin dan Drillbit
Secara hasil, Turnitin dan Drillbit sama-sama digunakan untuk mengecek kemiripan (similarity check) pada dokumen, tetapi ada perbedaan yang cukup penting dalam cara kerja, basis data pembanding, dan detail laporan yang dihasilkan, Berikut tabel perbandingannya:
| Aspek Perbedaan | Drillbit | Turnitin |
|---|---|---|
| Basis Data / Database Pembanding | Fokus utamanya pada konten yang ada di internet (website, blog, PDF publik, dokumen yang diindeks oleh mesin pencari) serta repositori internal jika diaktifkan. Tidak sekuat Turnitin dalam akses ke arsip jurnal akademik internasional. | Memiliki database yang sangat besar mencakup: publikasi ilmiah, jurnal terindeks, repository institusi, tugas/skripsi mahasiswa di seluruh dunia, serta konten internet. |
| Detail Laporan | Laporan biasanya menampilkan persentase kemiripan, sumber yang terdeteksi, dan highlight pada teks yang sama. Tidak selalu memisahkan exact match (persis sama) dengan paraphrase secara canggih. | Laporan lebih rinci: menampilkan similarity index, daftar sumber, pengecualian (kutipan & bibliografi), dan mampu mendeteksi pola parafrase tertentu. |
| Kedalaman Deteksi | Lebih kuat pada konten yang bersumber dari internet publik terbaru. Kurang optimal jika ingin membandingkan dengan karya akademik lama atau dokumen tertutup. | Lebih unggul dalam menemukan kemiripan dengan skripsi, tesis, jurnal, dan karya akademik lainnya, termasuk yang tidak tersedia di internet terbuka. |
| Pengaruh Terhadap Hasil (%) | Persentase kemiripan cenderung lebih rendah jika teks banyak mengambil dari sumber akademik tertutup, karena database-nya tidak selengkap Turnitin. | Persentase kemiripan bisa lebih tinggi karena akses ke lebih banyak sumber, termasuk arsip internal perguruan tinggi dan jurnal berbayar. |
| Deteksi AI / Parafrase | Versi standar tidak selalu mendeteksi teks hasil AI. Ada beberapa varian Drillbit yang menyediakan fitur AI detection, tapi akurasinya bervariasi. | Turnitin (versi terbaru) punya modul khusus AI Writing Detection yang lebih terintegrasi, tapi tetap tidak 100% akurat. |
-
Kalau targetnya mengecek kemiripan akademik secara mendalam (skripsi, tesis, jurnal internasional), Turnitin biasanya lebih akurat karena database-nya luas.
-
Kalau hanya ingin mengecek plagiarisme dari internet atau publikasi terbuka, Drillbit cukup memadai dan kadang hasilnya lebih “ringan” karena cakupan database lebih terbatas.
-
Perbedaan hasil persentase bukan berarti salah satu lebih benar—lebih karena cakupan sumber pembanding yang berbeda.
Mengapa Skor Similarity Bisa Berbeda?
Perbedaan skor similarity antara Turnitin dan Drillbit adalah hal yang wajar, bahkan ketika dokumen yang diperiksa adalah teks yang sama persis. Hal ini terjadi karena setiap platform memiliki basis data, algoritma, dan metode perhitungan yang berbeda.
Turnitin, misalnya, memiliki cakupan database yang sangat luas. Selain memindai konten yang tersedia di internet, sistem ini juga terhubung dengan jutaan arsip karya ilmiah dari universitas di seluruh dunia, jurnal akademik internasional, dan repositori penelitian. Hal ini membuat Turnitin sering kali menemukan lebih banyak kesamaan, terutama jika karya yang diperiksa mengacu pada sumber akademik atau penelitian sebelumnya.
Sementara itu, Drillbit cenderung fokus pada sumber publik di internet serta database internal yang digunakan oleh institusi tertentu. Jika sumber pembanding tidak tersedia di database Drillbit, kemungkinan besar kesamaan tersebut tidak akan terdeteksi, sehingga skor similarity bisa lebih rendah.
Selain itu, kedua platform ini secara berkala melakukan pembaruan database. Sumber yang sebelumnya tidak terindeks bisa saja muncul pada pengecekan berikutnya. Akibatnya, skor yang awalnya rendah bisa meningkat saat dokumen diperiksa ulang, atau sebaliknya, skor bisa menurun jika pengaturan pengecualian seperti kutipan dan daftar pustaka diaktifkan.
Dengan kata lain, perbedaan skor bukanlah indikasi bahwa salah satu platform keliru, tetapi lebih pada perbedaan cakupan dan cara kerja masing-masing sistem. Inilah alasan mengapa menjaga skor di bawah standar kampus sangat penting, agar tetap aman meskipun terjadi fluktuasi hasil pengecekan.
Supaya Lolos Standar Plagiasi
Menjaga skor similarity serendah mungkin adalah langkah penting agar karya ilmiah lolos dari standar plagiasi yang telah ditetapkan. Perlu dipahami bahwa setiap institusi memiliki batas toleransi plagiasi yang berbeda. Misalnya, pengecekan untuk skripsi, tesis, dan disertasi di suatu kampus bisa saja memiliki persentase maksimal yang tidak sama, bahkan standar publikasi jurnal ilmiah pun dapat menetapkan batasannya sendiri sesuai kebijakan penerbit.
Sebagai contoh, jika suatu kampus menetapkan batas maksimal plagiasi sebesar 25%, maka sangat disarankan untuk menargetkan skor awal sekitar 3% di bawah batas tersebut, yakni di kisaran 22% atau lebih rendah. Angka ini memang bukan aturan mutlak, namun berdasarkan pengalaman, strategi ini terbukti efektif untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan skor saat dokumen diperiksa ulang oleh pihak institusi.
Dengan menjaga skor di bawah standar, risiko penolakan naskah dapat diminimalkan. Selain itu, strategi ini juga memberikan ruang aman apabila terjadi perbedaan hasil pengecekan akibat pembaruan database atau penggunaan perangkat lunak pengecekan yang berbeda seperti Turnitin dan Drillbit.
Terkait Menurunkan Deteksi AI di Karya Ilmiah
Selain plagiasi, beberapa kampus kini juga menerapkan pemeriksaan untuk memastikan apakah teks dalam karya ilmiah ditulis oleh manusia atau dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI). Fitur deteksi ini sudah tersedia di platform Turnitin maupun Drillbit, meskipun tingkat akurasinya berbeda. Turnitin memiliki sistem deteksi AI yang terintegrasi langsung dalam laporan pengecekan, sementara Drillbit menyediakan fitur ini pada versi tertentu dan tidak selalu diaktifkan secara default.
Di Universitas Terbuka (UT), misalnya, naskah karya ilmiah tidak hanya wajib lolos standar plagiasi, tetapi juga harus aman dari deteksi AI. Artinya, mahasiswa perlu memastikan bahwa tulisannya tidak terindikasi sebagai hasil generasi otomatis sepenuhnya.
Untuk membantu proses ini, Anda dapat memanfaatkan alat pendeteksi AI lainnya seperti GPTZero atau platform serupa. Meskipun versi gratisnya memiliki batasan jumlah kata atau huruf, fitur ini tetap berguna sebagai pengecekan tambahan. Jika teks yang ingin diperiksa terlalu panjang, Anda bisa membaginya menjadi beberapa bagian sebelum dilakukan pengecekan.
Menggunakan pengecekan AI secara berlapis akan memudahkan Anda mengidentifikasi bagian-bagian yang terdeteksi sebagai AI-generated. Setelah itu, lakukan penyesuaian bahasa, parafrase, dan penambahan unsur pribadi agar tulisan menjadi lebih alami. Dengan strategi ini, naskah akan lebih aman saat melewati proses pemeriksaan di institusi, sekaligus mempertahankan kualitas dan orisinalitas karya ilmiah.
Perbedaan hasil antara Turnitin dan Drillbit adalah hal wajar karena keduanya memiliki sistem dan basis data yang berbeda. Prinsip utamanya adalah menjaga skor similarity dan deteksi AI serendah mungkin. Semakin rendah skor, semakin kecil risiko penolakan oleh institusi.
Dengan parafrase yang tepat, pengecekan berlapis, dan target skor di bawah standar kampus, karya ilmiah akan lebih aman, lolos pemeriksaan, dan tetap menjaga integritas akademik.
Lihat juga layanan kami terkait masalah plagiasi anda: Jasa Parafrase dan Cek Turnitin
